This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 27 September 2017

gambar3


gambar2


gambar1


Rabu, 06 September 2017

cinta alam



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Cinta Alam
Dalam al-qur’an terdapat penjelasan tentang alam semesta dan berbagai fenomenanya secara eksplisit tidak kurang dari 750 ayat.[1] Secara umum ayat-ayat ini memerintahkan manusia untuk memperhatikan, mempelajari dan meneliti alam semesta. Dalam artian, al-quran bukanlah ensiklopedi kealaman. Salah satu tujuannya secara eksplisit adalah bagaimana manusia menyadari bahwa di balik “tirai” alam ini ada zat yang maha besar yaitu Allah SWT.
            Bagi Muhammad Abduh, sebagaimana dituturkan dalam bukunya Risalah al-Tauhid, berikut ini:
            “Cobalah amati tumbuh-tumbuhan dan binatang yang lengkap kekuatan dan kesanggupannya  untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Amati pula alam yang tidak mempunyai panca indera seperti tumbuh-tumbuhan yang mampu menghirup makanan yang sesuai baginya. Coba perhatikan bagaimana mungkin biji labu air yang ditanam di samping biji semangka pada kebun yang sama, di sirami dengan air yang sama. Akan tetapi bisa berbeda rasa yaitu pahit dan manis”.

nasionalisme



Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kepentingan nasional, dan nasionalisme juga rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal maupun eksternal.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa "kebenaran politik" (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu "identitas budaya", debat liberalisme yang menanggap kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Ikatan ini terjadi saat manusia mulai hidup bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. Saat itu, naluri mempertahankan diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempatnya hidup dan menggantungkan diri. Dari sinilah cikal bakal tubuhnya ikatan ini, yang notabene lemah dan bermutu rendah. Ikatan ini pun tampak pula dalam dunia hewan saat ada ancaman pihak asing yang hendak menyerang atau menaklukkan suatu negeri. Namun, bila suasananya aman dari serangan musuh dan musuh itu terusir dari negeri itu, sirnalah kekuatan ini.
Dalam zaman modern ini, nasionalisme merujuk kepada amalan politik dan ketentaraan yang berlandaskan nasionalisme secara etnik serta keagamaan, seperti yang dinyatakan di bawah. Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti naziisme, pengasingan dan sebagainya.

kenakalan remaja




1.1 Latar Belakang
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.

nasionalisme




BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Berbagai masalah yang dihadapi oleh Bangsa Indonesia mulai dari masalah kemiskinan, pengangguran, terorisme dan lain sebagainya. Menimbulkan suatu ataupun banyak permasalahan. Salah satunya adalah rendahnya rasa Nasionalisme Bangsa Indonesia. Memang itu tidak bisa dipungkiri, karena masyarakat lebih memilih untuk kelangsungan hidupnya dari pada memikirkan hal-hal seperti itu yang dianggapnya tidak penting. Padahal rasa nasionalisme itu sangat penting sekali bagi bangsa Indonesia untuk bisa menjadi bangsa yang maju, bangsa yang modern , bangsa yang aman dan damai, adil dan sejahtera.
Itu berbanding terbalik dengan situasi yang terjadi pada sejarah bangsa Indonesia di masa penjajahan Belanda.
Bangsa Indonesia mencapai puncak kejayaan rasa nasionalime pada masa tersebut. Dimana pejuang-pejuang terdahulu kita bersatu dari sabang sampai merauke untuk membebaskan diri dari tirani. Yang mana itu bisa terwujud jika adanya rasa nasionalisme yang tinggi di masyarakat Indonesia. Dan telah terbukti kita bisa memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia dengan semangat juang yang tinggi. Tapi bagaiman dengan saat ini? Hal tersebut pun berpengaruh pada ketahanan nasional bangsa ini. Dapat kita lihat aksi bom-bom di Negara Indonesia ini seakan menjawab bahwa rendah sekali rasa nasionalisme kita hingga kita bisa-bisanya merusak bangsa dan Negara kita sendiri.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1.        Apa pengertian nasionalisme bangsa?
2.        Sejarah lahirnya nasionalisme?
3.        Apa upaya peningkatan rasa nasionalisme?


C.     Tujuan Pembahasan
Dari rumusan di atas dapat disimpulkan beberapa tujuan penulisan sebagai berikut:
1.       Dapat lebih mengerti tentang nasionalisme bangsa
2.       Mengerti sejarah nasionalisme bangsa
3.       Mengetauhi upaya peningkatan nasionalisme bangsa

















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Nasionalisme
            Nasionalisme merupakan bentuk pengkultusan kepada suatu bangsa ( tanah air ) yang diaplikasikan dengan memberikan kecintaan dan kebencian kepada seseorang berdasarkan pengkultusan tersebut, ia berperang dan mengorbankan hartanya demi membela tanah  air belaka ( walaupun dalam posisi salah ), yang secara otomatis akan menyebabkan lemahnya loyalitas kepada agama yang dianutnya, bahkan menjadi loyalitas tersebut bisa hilang sama sekali”.[1][1]
            Nasionalisme dalam arti sempit adalah suatu sikap yang meninggikan bangsanya sendiri,sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Sikap seperti ini jelas mencerai-beraikan bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Keadaan seperti ini sering disebut chauvinisme. Sedang dalam arti luas, nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain
Sedangkan menurut Hans Kohn, Nasionalisme secara fundamental timbul dari adanya National Counciousness. Dengan perkataan lain nasionalisme adalah formalisasi (bentuk) dan rasionalisasi dari kesadaran nasional berbangsa dan bernegara sendiri. Dan kesadaran nasional inilah yang membentuk nation dalam arti politik, yaitu negara nasional.[2][2]
            Jadi Nasionalisme bisa di artikan sebagai sebuah faham yang membentuk loyalitas berdasarkan kesatuan tanah air, budaya dan suku.

B.     Sejarah Lahirnya Nasionalisme
Kebanyakan teori menyebutkan bahwa nasionalisme dan nilai-nilainya berasal dari Eropa. Sebelum abad ke-17, belum terbentuk satu negara nasional pun di Eropa. Yang ada pada periode itu adalah kekuasaan kekaisaran-kekaisaran yang meliputi wilayah yang luas, misalnya kekuasaan kekaisaran Romawi Kuno atau Kekaisaran Jerman di bawah pimpinan Karolus Agung. Yang jelas, kekuasaan bergandengan tangan dengan gereja Katolik, sehingga masyarakat menerima dan menaati penguasa yang mereka anggap sebagai titisan Tuhan di dunia.Karena itu, kesadaran akan suatu wilayah (territory) sebagai milik suku atau etnis tertentu belum terbentuk di Eropa sebelum abad ke-17.
 Di awal abad ke-17 terjadi perang besar-besaran selama kurang lebih tiga puluh tahun antara suku bangsa-suku bangsa di Eropa.Misalnya, perang Perancis melawan Spanyol, Prancis melawan Belanda, Swiss melawan Jerman,dan Spanyol melawan Belanda, dan sebagainya. Untuk mengakhiri perang ini suku bangsa yang terlibat dalam perang akhirnya sepakat untuk duduk bersama dalam sebuah perjanjian yang diadakan di kota Westphalia di sebelah barat daya Jerman.
 Pada tahun 1648 disepakati PerjanjianWestphalia yang mengatur pembagian teritori dan daerah-daerah kekuasaan negara-negara Eropa yang umumnya masih dipertahankan sampai sekarang. Meskipun demikian, negara-bangsa(nation-states) baru lahir pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19.
Negara bangsa adalah negara-negara yang lahir karena semangat nasionalisme. Semangat nasionalisme yang pertama muncul di Eropa adalah nasionalisme romantis (romantic nationalism) yang kemudian dipercepat oleh munculnya revolusi Prancis dan penaklukan daerah-daerah selama era NapoleonBonaparte.[3][3]

C.    Sejarah Nasionalisme Bangsa Indonesia
      Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas kolonialisme.Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka. Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu, tetapi terus-menerus hingga kini dan masa mendatang. Salah satu perwujudan nasionalisme adalah dibentuknya Boedi Oetomo pada tahun 1908, yang menjadi awal kebangkitan nasionalisme bangsa Indonesia oleh kaum cendekiawan.
Selain berdirinya Boedi Oetomo, yang menjadi tonggak perwujudan rasa nasionalisme bangsa Indonesia adalah semangat Sumpah Pemuda 1928. Nasionalisme yang bertekad kuat tanpa memandang perbedaan agama, ras, etnik, atau bahasa.[4][4]
D.    Bentuk-Bentuk dari Nasionalisme
Nasionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan(bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan ideologi. Kategori tersebut lazimnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut.
Nasionalisme Kewarganegaraan (atau nasionalisme sipil) adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, "kehendakrakyat"; "perwakilan politik". Teori ini mula-mula dibangun oleh Jean-Jacques Rousseaudan menjadi bahan-bahan tulisan. Antara tulisan yang terkenal adalah buku berjudul DuContract Sociale (atau dalam Bahasa Indonesia "Mengenai Kontrak Sosial").
 Nasionalisme Romantik (juga disebut nasionalisme organik, nasionalisme identitas) adalah lanjutan dari nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politiksecara semula jadi ("organik") hasil dari bangsa atau ras; menurut semangat romantisme.Nasionalisme romantik adalah bergantung kepada perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik; kisah tradisi yang telah direka untuk konsep nasionalisme romantik. Misalnya "Grimm Bersaudara" yang dinukilkan oleh Herder merupakan koleksi kisah-kisah yang berkaitan dengan etnis Jerman.Nasionalisme Budaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya "sifat keturunan" seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya. Unsur ras telah dibelakangkan di mana golongan Manchu serta ras-ras minoritas lain masih dianggap sebagai rakyat negara Tiongkok. Kesediaan dinasti Qing untuk menggunakan adat istiadat Tionghoa membuktikan keutuhan budaya Tionghoa. Malah banyak rakyat Tawan menganggap diri mereka nasionalis Tiongkok sebab persamaan budaya mereka tetapi menolak RRC karena pemerintahan RRC berpaham komunisme.
Prof. Hans Kohn, pakar sejarah terkemuka abad ini, mengatakan bahwa paham yang tumbuh dalam masyarakat dan mempunyai empat ciri yaitu:
1.      Kesetiaan tertinggi individu diserahkan kepada Negara kebangsaan.
2.      Dengan perasaan yang mendalam akan suatu ikatan yang erat dengan tanah tumpah darahnya.
3. Perasaan yang mendalam dengan tradisi-tradisi setempat, dan
4. Kesetiaan dengan pemerintah yang resmi.[5][5]
E.     Jenis-Jenis Nasionalisme
Snyder membedakan empat jenis nasionalisme, yaitu:
1.      Nasionalisme revolusioner, (terjadi di Perancis pada akhir abad ke18).
Untuk negeri yang dikatakan memiliki nasionalisme revolusioner, ketika elite politik sangat berkeinginan untuk melakukan demokratisasi, tapi lembaga perwakilan yang ada jauh dari memadai untuk mengimbanginya.
2.      Nasionalisme kontrarevolusioner, (terjadi di Jerman sebelum Perang Dunia I). Negeri yang bernasionalisme kontrarevolusioner, para elite politiknya menganggap diri selalu benar dan untuk itu lewat lembaga perwakilan yang ada, mereka menyerang pihak yang mereka anggap sebagai musuh atau melawan kepentingan mereka.
3.      Nasionalisme sipil, (merujuk pada perkembangan di wilayah Britania dan Amerika hingga sekarang). Suatu negeri dikatakan memiliki nasionalisme sipil ketika ia memiliki lembaga perwakilan yang kuat, dan juga para elite politiknya memiliki kelenturan dalam berdemokrasi.
4.      Nasionalisme SARA (diterjemahkan dari kata ethnic nationalism) (terjadi di Yugoslavia atau Rwanda).SARA di sini merujuk pada akronim zaman Orde Baru, yakni suku, agama, ras, dan antar golongan, yang sering kali justru ditabukan untuk dibicarakan dalam negeri yang sangat plural ini. Dapat dikatakan nasionalisme SARA jika para elite politik negara tersebut tidak menganut paham demokrasi, dan mengekspresikan kepentingannya hanya untuk membela satu kelompok tertentu lewat lembaga-lembaga perwakilan yang ada. Snyder memilah empat jenis nasionalisme tersebut dan Ia membedakannya dari interseksi kuat atau lemahnya lembaga perwakilan politik, dan lentur atau tidak lenturnya kepentingan elite politik terhadap demokrasi.[6][6]

F.     Upaya Meningkatkan Rasa Nasionalisme

            Inilah beberapa upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme.
1.      Menggunakan produk-produk dalam negeri, karena hal ini dapat meningkatkan kreatifitas bangsa untuk membuat sesuatu yang tidak kalah menarik dengan produk-produk luar negeri dan akan menciptakan pendapatan ekonimi dikalangan masyarakat.
2.      Teruslah membuat suatu prestasi-prestasi yang membanggakan baik dalam bidang science, olahraga, teknologi dan sebagainya, karena dengan prestasi tersebut akan membuat negara ini disegani oleh negara-negara lain di dunia ini dan bukan lagi dianggap sebagai negara para pecundang.
3.      Jangan melupakan para pahlawan bangsa, karena kemerdekaan yang sekarang kita nikmati adalah berkat mereka para pahlawan yang berjuang

keagamaan



BAB I 
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Agama adalah fitrah “ketentuan mutlak” bagi Manusia tanpa manusia agama bukan berarti apa-apa, karena Agama memang ditujukan bagi manusia. Pengertian Agama berasal dari bahasa sansekerta. Menurut pengertian umat hindu penganut mazhab siwa, kata agama yang dipergunakan dalam bahasa Indonesia sebagai istilah kerohanian, berasal dari kata Gam yang berarti pergi, Gam diberi awalan “A” yang berarti Agam berarti kebalikan dari pergi yang artinya datang, dan diberi akhiran “A” menjadi agama dengan arti kedatangan. Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia. Demikian pentingnya agama dalam kehidupan manusia, sehingga diakui atau tidak sesungguhnya manusia, sangatlah membutuhkan agama. Dan sangatlah dibutuhkannya agama oleh manusia, tidak saja di masa primitif dulu sewaktu ilmu pengetahuan belum berkembang, tetapi juga di zaman modern sekarang sewaktu ilmu dan teknologi telah sedemikian maju. Dimensi Agama yang telah dikonsepsikan manusia adalah: adanya kepercayaan kepada Sang Pencipta, Adanya wahyu asli, dogma teologi, yakin tentang adanya supranatural, adanya proses evolusi.

B.     Rumusan Masalah
§  Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
§  Fungsi Agama dalam kehidupan manusia
§  Pentingnya Agama Dalam Kehidupan Manusia

C.    Maksud Dan Tujuan
Dapat memahami mengapa manusia butuh terhadap agama
Dapat memahami fungsi agama dalam kehidupan manusia
Dapat memahami akan pentingnya agama dalam kehidupan manusia



 BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama. Sikap orang dewasa dalam beragama sangat menonjol jika, kebutuhan akan beragama tertanam dalam dirinya. Kestabilan hidup seseorang dalam beragama dan tingkah laku keagamaan seseorang, bukanlah kestabilan yang statis. Adanya perubahan itu terjadi karena proses pertimbangan pikiran, pengetahuan yang dimiliki dan mungkin karena kondisi yang ada. Tingkah laku keagamaan orang dewasa memiliki perspektif yang luas didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya.

Kita mungkin telah dapat merasakan bagaimana pentingnya peranan yang telah dimainkan oleh agama dalam kehidupan manusia. Hal itu malah mungkin menimbulkan kekecewaan pada manusia, karena betapa sering perwujudan agama gagal. Begitu juga kita telah merasakan betapa pentingnya mutu kehidupan beragama itu bagi seluruh tradisi manusia. Barangkali kita juga telah mengambil sikap baru terhadap agama lain yang bukan agama kita peluk sendiri. Bukan dalam arti bahwa kita menyetujui semua agama tersebut. Dalam menelaah kehidupan semua agama manusia tersebut, tidak ada hal yang mengharuskan garis batas keyakinan agama lain terlewati. Namun barangkali kita telah dapat memandang agama-agama tersebut sebagai keyakinan yang dianut oleh manusia yang hidup, yaitu orang-orang yang juga mempertanyakan berbagai masalah dasar yang juga kita pertanyakan, mereka juga mencari hidup yang lebih luhur terhadap agamanya.Agama mengambil bagian pada saat-saat yang paling penting dan pada pengalaman hidup.

Agama merayakan kelahiran, menandai pergantian jenjang masa dewasa, mengesahkan perkawinan, serta kehidupan keluarga, dan melapangkan jalan dari kehidupan kini menuju kehidupan yang akan datang. Bagi juataan manusia, agama berada dalam kehidupan mereka pada saat-saat yang paling khusus maupun pada saat-saat yang paling mengerikan. agama juga memberikan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan kita. Adakah kekuatan tertinggi lain yang mampu memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan kita? Bagaimanakah kehidupan dimulai? Apa arti semuanya ini? Mengapa orang menderita? Apa yang terjadi terhadap diri kita apabila kita telah mati? Mengingat hal demikian wajarlah jika agama menjadi sangat dibutuhkan oleh manusia, karenanya ia mampu memberikan jawaban sekaligus inspirasi bagi terwujudnya kehidupan yang diinginkan manusia.

B.     Fungsi Agama Dalam Kehidupan Manusia
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti yangakan diuraikan di bawah ini :

1.            Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia
Agama dikatakan memberi pandangan dunia kepada manusia karena ia sentiasanya memberipenerangan kepada dunia (secara keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan dalam masalah ini sebenarnya sulit dicapai melalui indra manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahwadunia adalah ciptaan Allah SWT dan setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t). begitu jugauntuk yang beragama lain dengan kepercayaan kepada Tuhan yg di miliki.

2.            Menjawab pelbagai pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh manusia
Sebagian pertanyaan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan pertanyaan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya pertanyaan kehidupan setelah mati, tujuan hidup,soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, pertanyaan-pertanyaan ini sangat menarik dan perlu untuk menjawabnya. Maka, agama itulah fungsinya untuk menjawab persoalan-persoalan ini.

3.            Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia
Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah karena sistemagama menimbulkan keseragaman bukan saja kepercayaan yang sama, melainkan tingkah laku,pandangan dunia dan nilai yang sama.

4.            Memainkan fungsi peranan social
Kebanyakan agama di dunia ini menyarankan kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendirisebenarnya telah menggariskan kode etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka inidikatakan agama memainkan fungsi peranan sosial.

C.    Pentingnya Agama Dalam Kehidupan Manusia
Berikut ini adalah sebagian dari bukti-bukti mengapa agama itu sangat penting dalam kehidupan manusia.
§  Karena agama sumber moral  
§  Karena agama merupakan petunjuk kebenaran.
§  Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
§  Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun dikala duka

Peran yang paling pertama dan utama dalam hidup dan kehidupan manusia itu tidak lain adalah agama, dengan kata lain hanya dengan agamalah manusia hidup teratur dan terkendali juga sebagai penggerak atau pendorong untuk semangat  hidup yang lebih baik didunia ini dan untuk kembali ketempat yang lebih kekal yaitu diakhirat kelak. Keimanan dan ketaqwaan terhadap ajaran agam adalah merupakan kunci dan kendali segala pemuas kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya, hal itu merupakan pengawasan interen yang ada pada diri kita sedang pengawasan ekterennya adalah norma atau aturan. Kenapa hal ini perlu ditegaskan ? karena dalam diri manusia terdapat motivasi (dorongan) untuk pemuas kebutuhan dasar seperti dikatakan oleh Teori Abraham A Maslow :

1.      Kebutuhan fisik 
Misalnya kebutuhan untuk makan, minum dan bernapas. Untuk kesehatannya manusia perlu asupan makanan dengan gizi yang sehat dan seimbang, sehat menurut ilmu kesehatan bahwa makanan yang kita makan adalah makanan yang dibuat, dan disajikan dari bahan dan penyajian yang sehat. Sedangkan menurut ilmu agama bahwa makanan yang sehat itu selain yang disebutkan diatas, bahwa makanan atau minuman itu harus baik dan halal. Dasar hukum tentang makanan yang halal sebagaimana firman Allah yang artinya berbunyi : “ Hai para Rasul, makanlah dari yang baik –baik” (QS AL-Muminun ayat 51).

Perintah Allah kepada rasul juga merupakan perintah kepada umatnya bahwa makanan yang kita makan itu betul-betul dibuat dari bahan yang halal dan baik, baik disini berarti makanan tersebut bergizi yang dapat menimbulkan kesehatan dan keadaannya tidak menjijikan. Disamping harus halal dalam ilmu agama (islam) makanan itu harus baik artinya cara pembuatannya prosesnya dengan cara yang baik.

2.      Kebutuhan rasa aman
Artinya bahwa manusia hidup perlu adanya pelindung sehingga terhindar dari gangguan atau ancaman darimana pun, sehingga tercipta ketenangan hidup dan keamanan dalam dirinya.

3.      Kebutuhan integrasi social
Sebagai manusia yang normal pasti berintegrasi dengan manusia yang lainnya baik secara lagsung maupun tidak langsung akan saling membantu dan saling membutuhkan satu sama lain jadi artinya tidak ada manusia satupun yang hidup sendiri tanpa adanya bantuan orang lain.
  
4.      Kebutuhan harga diri
Manusia dalam hidupnya perlu adanya harga diri atau kebanggaan diri atau kata lain rasa ingin dihargai dilingkungannya baik dilingkungan keluaraga, masyarakat ataupun dilingkungan kerjanya.

5.      Kebutuhan untuk mengembangkan diri
Artinya bahwa manusia itu dalam hidupnya ada kebutuhan untuk berapresiasi mengembangkan bakat dan hobinya sehingga menghasilkan karya yang baik dan berguna baik untuk dirinya maupun untuk orang lain sehingga tejadi kepuasan didalam dirinya. Kembali kepada pengawasan, diatas telah disebutkan bahwa pengawasan interen yang ada pada diri kita itu adalah keiman dan ketakwaan yang diajarkan oleh agama islam. Keimananpun bisa tipis dan bisa tebal itu tergantung usaha kita bagaimana supaya selalu dekat kepada Allah caranya dengan beribadah dan selalu mempelajari ajarannya. Setiap manusia yang normal tentunya tidak akan terlepas dari lima kebutuhan tersebut dan selalu berkaitan satu sama lain.

D. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama
Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi perlunya manusia terhadap agama. Ketiga alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.
Fitrah Manusia
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali dijelaskan dalam ajaran Islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitrah manusia. Sebelumnya, manusia belum mengenal kenyataan ini. Baru di masa akhir-akhir ini, muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya. Fitrah keagamaan yang ada dalam diri manusia inilah yang melatarbelakangi perlunya manusia pada agama Oleh karenanya, ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang sejalan dengan fitrahnya itu. Firman Allah Swt dalam QS.Ar-Rum:30, Artinya:  Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],
[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

2.      Kelemahan dan Kekurangan Manusia
Faktor lainnya yang melatarbelakangi manusia memerlukan agama adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan. Dengan kekurangan dan kelemahan yang ada di dalam dirinya sehingga manusia dengan fitrahnya  merasakan kelemahan dirinya dan kebutuhan kepada Tuhan agar menolongnya, menjaga dan memeliharanya dan memberinya taufik Allah menciptakan manusia dan berfirman “bahwa manusia itu telah diciptakan-Nya dengan batas-batas tertentu dan dalam keadaan lemah. Firman ALLAH SWT, dalam QS.Al-Qomar:49,
Artinya: “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu telah kami ciptakan dengan ukuran batas tertentu”. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dirinya itu dan keluar dari kegagalan-kegagalan tersebut tidak ada jalan lain kecuali dengan jalan wahyu akan agama.

3.      Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Tantangan dari dalam dapat berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangakan tantangan dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Sebagaimana firman Allah Swt Dalam surat Al-Anfal ayat 36 yang berbunyI : Artinya:”Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan”.
Mereka dengan rela mengeluarkan biaya, tenaga, dan pikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yanag di dalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari Tuhan. Orang-orang kafir dengan sengaja mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan lain sebagainya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya mengatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajar mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup yang demikian saat ini semakin meningkat, sehingga upaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.

E.  Urgensi Agama bagi Manusia
Manusia sejak ada di atas bumi ini dengan diturunkannya Adam, bapak manusia yang petama, dan Hawa, Ibu manusia, dari surga negeri keselamatan, dia sangat membutuhkan hukum-hukum yang pasti yang bisa menyeimbangkan keimanannya, mengatur perilakunya, membatasi kecenderungannya dan mengantarkan kepada kesempurnaan yang diciptakan dan disediakan untuknya pada kedua kehidupannya. Yang pertama adalah kehidupan yang dilalui manusia di atas bumi ini, sedangkan yang kedua adalah kehidupan yang terjadi pada alam yang lain dari bumi yang rendah ini, yaitu alam kesucian dan kebersihan pada kerajaan tertinggi, sebagaimana diberitakan oleh Allah memalui kitab-kitab-Nya yang Dia turunkan kepada nabi-nabi-Nya yang diutus.

Agama menjadi sangat penting bagi manusia, dengan aturannya yang khusus dia makan dan minum, mengatasi panas dan dingin, dia wajib bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya sendiri, maka dengan sunnah-sunnah yang telah ditetapkan oleh Tuhannya, dia mengusahakan makanan dan minuman, pakaian, dan obat-obatan serta tempat tinggal dan kendaraannya. Kondisi seperti ini menuntut adanya saling menolong dari setiap individu manusia untuk memebuhi kebutuhan hidupnya, dan mempertahankan keberlangsungan sampai ajalnya tiba. Manusia dengan fitrahnya merasakan kelemahan dirinya dan kebutuhannya kapada Tuhan agar menolongnya, menjaga, memeliharanya, dan memberinya taufik. Karena itu dia berusaha mengenal Tuhannya dengan amalan-amalan yang wajib, yaitu dengan cara mendekatkan diri kepada-Nya dan menunaikan macam-macam ketaatan dan ibadah.

Manusia dengan kemampuan, pikiran, perasaan dan inderanya, selalu berusaha untuk mencapai derajat tertinggi dalam hal itu. Sehingga dia tidak ingin berhenti pada satu batas tertentu. Maka dalam tiga keadaannya yang kita sebutkan, dia membutuhkan syariat agama dari Tuhan, yang sesuai dengan fitrahnya dan mengatur hubungannya dengan sesamanya, karena dia akan selalu butuh untuk saling tololng menolong dalam memenuhi kebutuhan hiudpnya dan menjaga keberadaannya di alam ini, seperti makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal, dan kendaraan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka kebutuhan manusia akan agama Tuhan yang benar itu lebih besar daripada kebutuhannya akan unsur-unsur pertama untuk menjaga hidupnya seperti air, makanan dan udara. Dan tidak ada yang mengingkari atau memperdebatkan kebenaran ini kecuali pembangkang yang sombong, tidak berguna kesombongannya dan tidak perlu didengar  alasan-alasannya.

Jika manusia yang berakal dan mendapat petunjuk dalam mencari satu agama Tuhan yang benar dan murni, maka dia pasti mendapatkannya dalam Islam, agama semua manusia, yang terkandung dalam kitab-Nya, Al-Qur’an yang mulia, yang tidak berkurang satu huruf pun darinya sejak diturunkannya dan tidak pula ada tambahan satu huruf pun padanya. Dan tidak diganti satu kata pun dari tempatnya dalam Al-Qur’an. Dan tidak ada ungkapan yang keluar dari apa yang ditunjukkannya, walaupun telah berlalu seribu empat ratus lebih. Manusia beragama karena mereka memerlukan sesuatu dari agama itu, yaitu manusia memerlukan petunjuk-petunjuk untuk kebahagiaanya di dunia dan akhirat

   
BAB III
PENUTUP

A.           KESIMPULAN
Manusia memiliki bermacam ragam kebutuhan batin maupun lahir akan tetapi, kebutuhan manusia terbatas karena kebutuhan tersebut juga dibutuhkan oleh manusia lainnya. Karena manusia selalu membutuhkan pegangan hidup yang disebut agama karena manusia merasa bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya yang maha kuasa tempat mereka berlindung dan memohon pertolongan. Sehingga keseimbangan manusia dilandasi kepercayaan beragama.
Agama sangatlah penting dalam kehidupan manusia karena Agama :  

§  Sumber moral  
§  Merupakan petunjuk kebenaran.
§  Merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
§  Memberikan bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun dikala duka